Ringkasan:
-
Pada perdagangan Rabu, euro jatuh terhadap USD setelah media melaporkan bahwa pemerintah Prancis cenderung ke arah lockdown nasional.
- Junichi Ishikawa, ahli strategi valuta asing senior di IG Securities di Tokyo menyampaikan bahwa lonjakan Covid-19 menjadi perhatian Prancis dan Eropa selatan, sehingga mengakibatkan kenaikan euro berat.
- Euro turun 0.15% menjadi $1.1780 di Asia, turun untuk sesi perdagangan ketiga berturut-turut, berpotensi turun hingga $1.1750-an.
Euro jatuh terhadap USD pada perdagangan hari Rabu, setelah media melaporkan bahwa pemerintah Prancis cenderung ke arah lockdown nasional untuk menekan infeksi Covid-19.
USD sedikit menguat terhadap mata uang lainnya, namun sentimen the greenback berubah menjadi bearish akibat ketidakpastian hasil pemilihan presiden AS, pekan depan.
Pelaku pasar bersiap untuk perdagangan yang lebih tidak stabil di pasar mata uang akibat penyebaran Covid di Eropa, Inggris, dan Amerika Serikat yang mengancam pertumbuhan ekonomi. Kekhawatiran tentang pemilu AS menjadi risiko besar lainnya, yang membuat USD tetap tak tentu.
Junichi Ishikawa, ahli strategi valuta asing senior di IG Securities di Tokyo, menyatakan bahwa lonjakan kasus Covid-19 menjadi perhatian Prancis dan Eropa selatan, sehingga mengakibatkan kenaikan euro menjadi berat. Ia juga menyebutkan bahwa euro kesulitan di tempat lain akibat orang-orang terlalu berpuas dengan reaksi pasar terhadap pemilihan AS.
Euro turun 0.15% menjadi $1.1780 di sesi perdagangan Asia, Rabu (28/10/2020). Turun untuk sesi perdagangan ketiga berturut-turut. Sterling turun 0.11% menjadi $1.3030, namun kemungkinan didukung harapan untuk kesepakatan perdagangan menit terakhir antara Inggris dan Uni Eropa. Dolar stabil di 104.50 yen setelah penurunan 0.4% pada hari Selasa, mendekati level terendah satu bulan.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron, akan memberikan pidato yang disiarkan Rabu malam. Dikabarkan akan menjajaki lockdown nasional mulai tengah malam pada hari Kamis.
Gelombang kedua infeksi Covid-19 di banyak negara menjelang musim dingin di belahan bumi utara memicu kekhawatiran melemahnya pertumbuhan ekonomi.
Pelaku pasar akan berfokus pada Amerika Serikat yang juga berjuang menahan Covid-19, ketika orang-orang memberikan suara lebih awal sebelum pemilihan pada 03 November.
Jajak pendapat domestik menunjukkan saingan Demokrat Joe Biden memiliki keunggulan atas Presiden Donald Trump yang sedang menjabat di Partai Republik. Namun beberapa investor skeptis terhadap jajak pendapat tersebut, yang tidak memprediksi kemenangan Trump empat tahun lalu.
Pertarungan hukum antara Partai Demokrat dan Partai Republik terkait cara menghitung suara juga meningkatkan risiko hasil pemilihan yang diperdebatkan, sebagai faktor negatif bagi dolar.
Sentimen untuk the greenback juga memperlemah Trump meski mengakui putaran tambahan stimulus fiskal AS, tak mungkin dilakukan sebelum pemilihan.
Dolar Australia tetap melemah setelah data menunjukkan harga konsumen pada kuartal ketiga 1.6% dari kuartal sebelumnya, setelah lebih tinggi dari estimasi median.
Reserve Bank of Australia secara diperkirakan akan menurunkan suku bunga dan memperluas pembelian utang pemerintah pada pertemuan 03 November mendatang.
Sumber: www.foreximf.com