Ringkasan:
-
Harga emas melambung hingga level tertinggi dalam hampir seminggu akibat pelemahan dolar da kekhawatiran atas penundaan pengembangan vaksin Covid-19.
- Dolar turun 0.2% setelah Bloomberg melaporkan pertumbuhan ECB dan proyeksi inflasi yang akan dipublikasikan hari ini hanya menunjukkan sedikit perubahan.
- Uji coba global vaksin Covid-19 eksperimental AstraZeneca dihentikan sementara karena peserta mengalami penyakit neurologis yang tak bisa dijelaskan.
- Secara teknis, emas berpotensi naik hingga kisaran 1960-1970-an.
Harga emas meroket dalam hampir seminggu ke level tertinggi akibat dolar yang melemah dan kekhawatiran terhadap penundaan pengembangan vaksin Covid-19. Hal tersebut mendorong investor kembali menuju logam emas sebagai safe haven.
Spot emas naik 0.7% menjadi $1.945.20 per ounce, menghilangkan penurunan awal. Sementara itu, emas berjangka AS ditutup naik 0.6% menjadi 1954.90.
Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures melihat beberapa retakan pada dolar setelah Bank Sentral Eropa mengindikasikan sedikit gambaran cerah dan emas bergerak lebih tinggi.
Dolar turun 0.2% setelah Bloomberg melaporkan pertumbuhan ECB dan proyeksi inflasi akan dipublikasikan hari ini akan menunjukkan sedikit perubahan dibandingkan dengan perkiraan bank pada bulan Juni lalu.
Anggota dewan ECB Isabel Schnabel mengatakan sebelumnya bahwa perkembangan ekonomi sejak Juni secara luas sejalan dengan ekspektasi bank serta baseline bank masih mampu dipertahankan.
Sementara itu, uji coba global vaksin Covid-19 AstraZeneca dijeda karena peserta penelitian mengalami penyakit yang tak bisa dijelaskan.
Ole Hansen, analis Saxo Bank, mengungkapkan bahwa berita penundaan tersebut mungkin secara langsung tidak mendukung emas, karena mampu menyebabkan perlambatan ekonomi yang berkepanjangan dan ekspektasi lebih lanjut dari stimulus fiskal.
Pandemi memaksa bank sentral utama untuk memberikan stimulus besar-besaran, membantu emas memperoleh sekitar 28% sepanjang tahun ini karena dianggap sebagai lindung nilai terhadap potensi penurunan nilai mata uang dan inflasi.
Sumber: www.foreximf.com