Ringkasan:
-
Pada Kamis (17/12/2020) dolar AS mendekati posisi terendah baru 2.5 tahun terhadap euro.
- Michael McCarthy, kepala strategi di broker CMC Markets di Sydney, mengungkapkan bahwa dunia semakin optimis terkait prospek pertumbuhan pada 2021.
- Euro diperdagangkan pada $1.21945 pada perdagangan awal Asia, setelah mencapai $1.22120 pada Rabu, berpotensi naik hingga $1.2250-an.
Dolar AS mendekati posisi terendah baru 2.5 tahun terhadap rival utama, euro, pada Kamis akibat kemajuan persetujuan paket stimulus AS dan kesepakatan Brexit meningkatkan selera risiko dengan mengorbankan aset teraman.
Negosiator Kongres 'mendekati' angka tagihan bantuan Covid-19 senilai $900M, anggota parlemen dan pembantunya mengungkapkan pada hari Rabu, dengan nada positif dalam beberapa bulan.
Kepala eksekutif Uni Eropa mengatakan bahwa kesepakatan dengan Inggris telah mendekati final, meski kesuksesan tidak dijamin.
Michael McCarthy, kepala strategi di broker CMC Markets di Sydney, menyatakan bahwa dunia semakin optimis terkait prospek pertumbuhan pada 2021, dengan dolar yang telah melemah.
Euro diperdagangkan pada $1.21945 pada awal sesi Asia, setelah mencapai $1.22120 pada Rabu kemarin, terkuat sejak April 2018. Pound dibeli $1.3500 setelah naik menjadi $1.3553 pada sesi sebelumnya, untuk pertama kali sejak Mei 2018.
Federal Reserve pada Rabu berjanji akan menyalurkan uang tunai ke pasar keuangan hingga pemulihan ekonomi AS aman, serta janji bantuan jangka panjang yang jauh dari harapan beberapa investor, terkait langkah cepat menopang penurunan terkait pandemi.
Indeks dolar tampak lebih tinggi setelah pengumuman Fed, namun kembali merosot ke level terendah di 90.126, level yang tak terlihat sejak April 2018. Greenback pun sedikit berubah pada 103.475 yen, mata uang safe haven dari Jepang.
Dolar Australia sebagian besar stabil di 0.75807, sementara rekan Selandia baru tergelincir 0.1% menjadi 0.71050.
Sumber: www.foreximf.com