Ringkasan:
- USD naik pada perdagangan Rabu pagi waktu Asia, dengan imbal hasil AS lebih tinggi dan meningkatnya harapan pemulihan ekonomi AS.
- Ahli Strategi FX senior NAB, Rodrigo Catril, menyatakan imbal hasil Treasury AS secara teori mendukung dolar.
- Rally penguatan dolar AS terganjal pembahasan paket stimulus pemulihan ekonomi AS akibat Covid-19.
- GBPUSD turun 0.10% menjadi 1.3035, berpotensi turun hingga $ 1.2980-an.
Pada sesi perdagangan Rabu pagi waktu Asia, dolar AS menguat dengan imbal hasil AS yang lebih tinggi serta meningkatnya pemulihan ekonomi AS akibat Covid-19.
Imbal hasil utang AS 10 tahun mengalami kenaikan terbesar dalam dua bulan pada hari Selasa kemarin sehingga menarik investor dari Jepang, menjelang lelang besar-besaran senilai $ 38B di kemudian hari.
Ahli Strategi FX senior NAB, Rodrigo Catril mengungkapkan bahwa dicerminkan pada rotasi ekuitas lebih pada sektor siklus dan menghasilkan gagasan bahwa yield Treasury AS harus lebih tinggi, merefleksikan sebuah prospek pemulihan global.
Ketidakpastian seputar langkah stimulus AS terbaru membatasi kenaikan dolar. Para investor ingin melihat Kongres mampu mencapai konsensus terhadap tindakan tersebut.
Indeks dolar AS yang melacak the greenback terhadap mata uang lain naik 0.13% menjadi 93.765. Pasangan USD/JPY naik 0.14% menjadi 106.62. Pasangan AUD/USD turun 0.13% menjadi 0.7133, dan pasangan NZD/USD turun 0.18% menjadi 0.6564.
Kepercayaan konsumen Australia jatuh dengan indeks sentimen konsumen Westpac turun 9.5% menjadi 79.5 pada Agustus ini. Kota terbesar kedua di Melbourne berada dalam pembatasan Covid-19 tahap 4, dengan laporan kenaikan infeksi harian terbesar dalam tiga hari hari ini.
Sementara itu, Auckland memasuki kembali lockdown akibat temuan 4 kasus baru, setelah 102 hari nol kasus di New Zealand.
Pasangan GBP/USD turun 0.10% menjadi 1.3035. Pada hari Selasa GBP berada di bawah tekanan setelah dirilis meleset dari ekspektasi dan mengindikasikan kehilangan pekerjaan di Inggris.
Namun demikian dolar kesulitan mempertahankan penguatannya akibat suasana politik terkait paket stimulus ekonomi AS yang masih ditahan hingga saat ini.
Sumber: www.foreximf.com