Ringkasan:
-
USD naik terhadap mata uang utama pada perdagangan hari Senin (21/12/2020), investor mencari asset aman karena banyak negara yang memperketat lockdown Covid-19.
- Ahli strategi mata uang senior National Australia Bank di Sydney, Rodrigo Catril, menyatakan bahwa berita lockdown dan kebuntuan di Brexit mengakibatkan pasar gugup.
- Pound kehilangan 1.1% menjadi $1.3381 sebelum diperdagangkan pada $1.3400, berpotensi turun hingga $1.335-an.
Pada perdagangan hari Senin pagi, USD naik terhadap mata uang utama. Investor mencari asset aman karena banyak negara yang memperketat lockdown Covid-19.
Sterling membukukan pelemahan terbesar selama perdagangan Asia awal, setelah Inggris memberlakukan pembatasan baru yang ketat guna membendung virus yang menyebar dengan cepat.
Sementara itu, Inggris menyatakan bahwa Uni Eropa harus mengubah posisi setelah negosiator Brexit gagal menemukan kesepakatan pada akhir pekan lalu. Meningkatkan risiko Inggris tersingkir dari blok perdagangan pada pergantian tahun tanpa kesepakatan.
Sentimen negatif membayangi kesepakatan akhir pekan antara para pemimpin kongres AS untuk paket bantuan Covid-19 senilai $900M.
Pound kehilangan 1.1% menjadi $1.3381 sebelum diperdagangkan pada $1.3400. Euro turun 0.4% menjadi $1.22135.
Rodrigo Catril, ahli strategi mata uang senior National Australia Bank di Sydney menyatakan bahwa berita lockdown dan kebuntuan di Brexit membuat pasar gugup, sementara itu penguatan dolar didorong oleh pergerakan yang lebih rendah dalam pound.
Rebound dolar terjadi setelah merosot ke posisi terendah 2.5 tahun terhadap mata uang utama lain lalu, didorong oleh optimisme peluncuran vaksin yang dan menghidupkan kembali pertumbuhan global.
Indeks dolar naik 0.3% menjadi 90.257, setelah menyentuh 89.729 pada Kamis untuk pertama sejak April 2018.
Beberapa negara Eropa mulai menutup pintu untuk turis dari Inggris pada hari Minggu di tengah kekhawatiran terhadap penyebaran Covid-19 yang cepat.
Di Brexit, hak penangkapan ikan UE di perairan Inggris terus menjadi titik buntu. Menteri Kesehatan Inggris, Matt Hancock, mengatakan bahwa hari Minggu bahwa blok itu harus mencabut 'tuntutan tak masuk akal'.
Dolar Aussie turun 0.5% menjadi $0.7589. Selandia Baru turun 0.6% menjadi $0.7104. Greenback naik 0.1% menjadi 103.450 yen.
Meski demikian, mood dapat berubah cepat, Catril NAB memperingatkan bahwa pound bisa naik ke $1.50 tahun depan jika kesepakatan Brexit menit-menit terakhir selesai. Hal tersebut karena belum sempurnanya pemahaman terhadap fakta terkini terkait kesepakatan perdagangan yang runtuh akibat perikanan.
Kepositifan yang didorong vaksin dan stimulus, ditambah fakta bahwa stimulus fiskal perlu didanai banyak pinjaman di AS. Menggambarkan gambaran pelemahan dolar untuk tahun 2021.
Sumber: www.foreximf.com