Ringkasan:
-
USD tetap bertahan melemah terhadap sebagian besar mata uang pada Rabu (26/08/2020), karena pelaku pasar bersiap untuk data AS.
- Minori Uchida, Kepala Riset Pasar Global di MUFG Bank di Tokyo menyampaikan harapannya terhadap Powell sebagai panduan ke depan untuk mengirim pesan dovish bahwa suku bunga tetap rendah dalam waktu yang lama, sehingga memicu pelemahan dolar.
- Terhadap euro, USD berada di $1.1833 pada Rabu pagi waktu Asia, menyusul penurunan 0.4% di sesi sebelumnya, berpotensi naik hingga $1.1850-an.
Dolar AS bertahan melemah terhadap sebagian besar mata uang pada Rabu ini, karena para pelaku pasar bersiap untuk data AS yang diperkirakan menunjukkan perlambatan dalam pesanan barang tahan lama dan pidato utama Ketua Federal Reserve, Jerome Powell.
The greenback terpukul setelah data Selasa kemarin menunjukkan kepercayaan konsumen AS yang jatuh ke level terendah dalam 6 tahun karena kekhawatiran kehilangan pekerjaan akibat Covid-19.
Pelaku pasar akan menyongsong Pidato Powell Kamis esok di acara tahunan Jackson Hole untuk menentukan langkah yang bersedia diambil the Fed untuk menjaga pemulihan ekonomi yang rapuh.
Minori Uchida, Kepala riset pasar global di MUFG Bank di Tokyo, mengungkapkan harapannya agar Powell dapat menjadi panduan ke depan untuk mengirim pesan dovish, bahwa suku bunga akan tetap rendah untuk waktu yang lama, yang memicu pelemahan dolar. Dalam koreksi jangka panjang dari kekuatan dolar yang berlebihan.
Terhadap euro, dolar AS berada di $1.1833 di Asia pada Rabu, menyusul penurunan 0.4% di sesi sebelumnya. Poundsterling Inggris diberli $1.3149 setelah naik 0.7% terhadap dolar Selasa kemarin. Sterling berhasil mengabaikan kekurangan kemajuan dalam negosiasi perdagangan antara Inggris dan Uni Eropa.
Dolar AS dibeli 0.9082 franc Swiss, mendekati level terendah dalam 5 tahun. Dolar berhasil mempertahankan kenaikan tipis terhadap yen, di perdagangan terakhir 106.35.
Pidato Powell di Jackson Hole, diadakan secara online karena Covid-19, sejauh ini merupakan acara terbesar dalam sepekan ini. Namun data menjelang Kamis tersebut mengecewakan.
Data Rabu malam diperkirakan menunjukkan pertumbuhan pesanan barang tahan lama AS melambat di bulan Juli. Menyusul laporan kepercayaan konsumen AS bulan Agustus, yang turun ke level terendah sejak Mei 2014, menyoroti kekhawatiran pembuat kebijakan tentang ekonomi.
Investor di Asia memantau yuan dengan cermat ketika membuka perdagangan untuk mengetahui kekuatan mata uang China setelah optimisme Washington dan Beijing yang menegaskan kesepakatan perdagangan.
Perdagangan mata uang lain bisa tertahan karena kurangnya rilis ekonomi utama selama sesi Asia. Sementara itu Dolar Australia naik tipis menjadi $0.7205 namun kemungkinan tetap dalam kisaran sempit karena pasar memantau wabah Covid-19, di negara bagian Victoria. Dolar Selandia Baru terakhir di beli $0.6555.
Sumber: www.foreximf.com