Ringkasan:
-
USD tertahan terhadap sebagian besar mata uang utama pada perdagangan Rabu (14/10/2020), karena kesepakatan fiskal AS tambahan yang belum jelas.
- Masafumi Yamamoto, kepala strategi mata uang di Mizuho Securities memaparkan bahwa terdapat banyak faktor yang menunjukkan kenaikan lebih untuk dolar.
- USD terakhir berada di $1.1744 per euro, mencatat kenaikan 0.6% dari sesi sebelumnya, berpotensi turun hingga $1.1700-an.
USD kesulitan mempertahankan kenaikan terhadap mata uang utama pada sesi perdagangan hari Rabu, akibat pertanyaan vaksin Covid-19 dan belum jelasnya kesepakatan terkait stimulus fiskal AS tambahan.
Selama sesi Asia, yuan menjadi fokus utama karena para pelaku pasar mengawasi upaya pejabat China untuk memperlambat kenaikan uang yang terus berdampak.
Menurut analis, euro dan pound Inggris kemungkinan akan memperpanjang pelemahan. Karena pembatasan aktivitas ekonomi di Eropa dan Inggris untuk memerangi gelombang kedua infeksi Covid-19, sehingga membuat investor tetap cemas.
Pergerakan USD kemungkinan tertahan pemilihan AS pada 3 November mendatang. Namun analis mengatakan sentimen tergantung pada taruhan berisiko, yang mendukung dolar dalam beberapa hari mendatang.
Masafumi Yamamoto, kepala strategi mata uang di Mizuho Securities menyebutkan bahwa banyak faktor yang menunjukkan kenaikan lebih untuk dolar. Seperti stimulus AS yang tidak terealisasi hingga pemilu tiba, Bank Rakyat China menghentikan kenaikan yuan, tidak ada alasan untuk membeli euro dan banyak pembelian euro yang dibatalkan.
USD terakhir berada di $1.1744 per euro, mencatat kenaikan 0.6% dari sesi sebelumnya. Pound diperdagangkan pada $1.2936, mengalami kerugian 1% dari hari Selasa kemarin.
Sterling juga terpukul karena kekhawatiran terkait sedikitnya kemajuan dalam pembicaraan perdagangan antara Inggris dan Uni Eropa, serta kemungkinan Bank of England yang akan mengadopsi suku bunga negatif.
Aset berisiko melemah setelah Johnson&Johnson mengatakan pada Selasa (13/10/2020) bahwa pengujian klinis vaksin Covid-19 dihentikan, demikian pula Eli Lilly and Co juga menghentikan perawatan antibodi Covid-19.
Harapan memudar pada Partai Republik dan Demokrat AS akan mencapai kompromi pada babak baru stimulus fiksal, yang memberikan pukulan pada prospek ekonomi.
Sementara itu, dolar Australia sedikit berubah pada awal perdagangan Asia, namun kemungkinan akan menurun 1% karena karena kekhawatiran terhadap perselisihan dengan Beijing atas impor batu bara.
Di seberang Laut Tasmania, dolar Selandia Baru tetap stabil terhadap dolar AS.
Sumber: www.foreximf.com