Poundsterling melemah tipis sekitar 0.1 persen ke kisaran 1.2884 terhadap Dolar AS pada pertengahan sesi Eropa pada Rabu (13/Februari), namun belum keluar dari bayang-bayang candle harian sebelumnya. Koreksi pada pasangan mata uang GBP/USD terjadi setelah data inflasi Inggris dilaporkan menurun di bawah target bank sentral pada bulan Januari. Meski demikian, Sterling masih unggul versus Yen dan cenderung stabil terhadap Euro, dikarenakan tingginya minat risiko pasar hari itu dan kecilnya proyeksi imbas data inflasi tersebut.
Berita
Jelang pertemuan kebijakan FED, Dollar AS mengalami kerugian terhadap sebagian mata uang utama pada hari Rabu (10/06). Baru-baru ini pada pertemuan kebijakannya, kemungkinan Federal Reserves AS dapat mengambil langkah untuk mengekang kenaikan imbal hasil obligasi.
Harga minyak turun pada awal hari Jumat, memperpanjang kerugian besar seiring adanya lonjakan kasus virus corona AS minggu ini yang telah meningkatkan prospek gelombang kedua dari wabah. Sehingga menurunkan permintaan di konsumen minyak mentah dan bahan bakar terbesar di dunia.
Nilai tukar euro menguat hingga menyentuh level Rp 16.000/EUR melawan rupiah yang sedang lesu pada Jumat (12/06/2020).
Pada Senin (15/06/2020), Dolar Australia dan Selandia Baru melemah terhadap dolar AS setelah kekhawatiran gelombang kedua Covid-19 di Beijing mendorong investor untuk menjual mata uang yang sensitif terhadap risiko.