Senin, 15 Jun 2020

Aussie dan Kiwi Tertekan Akibat Kasus Covid-19 di Beijing

Pada Senin (15/06/2020), Dolar Australia dan Selandia Baru melemah terhadap dolar AS setelah kekhawatiran gelombang kedua Covid-19 di Beijing mendorong investor untuk menjual mata uang yang sensitif terhadap risiko.

Baru-baru ini Yuan China juga mengalami penurunan setelah Beijing mencatat belasan kasus baru Covid-19. Pound Inggris turun terhadap greenback karena kekhawatiran negosiasi perdagangan antara Inggris dan Uni Eropa tidak menunjukkan kemajuan yang cukup.

Lonjakan kasus Covid-19 di Amerika Serikat menimbulkan kekhawatiran bagi para pelaku pasar akan melambatnya ekonomi global.

Dolar Australia turun 0,39% menjadi $ 0,6827, sedangkan dolar Selandia Baru turun 0,33% menjadi $ 0,6420. Kedua mata uang ini terpengaruh karena hubungan dekat mereka dengan ekonomi Tiongkok dan komoditas global.

Sterling turun 0,24% hingga diperdagangkan pada $ 1,2510. Pound juga sedikit menurun ke 0,8991/euro, sementara euro bertahan stabil di $ 1,1247.

Ekonomi global baru saja bangkit kembali setelah pandemi membuat jeda aktivitas bisnis di awal tahun ini. Pound Inggris turun lebih awal di Asia setelah ada laporan mengenai para pejabat Inggris yang mengatakan kepada rekan-rekan mereka di Uni Eropa, bahwa mereka tidak akan memperpanjang batas waktu pembicaraan perdagangan setelah akhir tahun ini.

Inggris telah lepas dari Uni Eropa pada bulan Januari. Hubungan mereka sekarang diatur oleh pengaturan transisi yang mempertahankan aturan sebelumnya sementara mereka menegosiasikan persyaratan baru.

Beberapa investor khawatir ekonomi Inggris dapat mengalami kekacauan jika tidak menyetujui persyaratan baru dengan UE. Sterling juga menghadapi ujian minggu ini karena Bank of England mengadakan pertemuan kebijakan pada hari Kamis.

BOE diperkirakan akan meningkatkan program pelonggaran kuantitatif sebesar 100 miliar pound ($ 125 miliar), dengan beberapa analis mengamati peningkatan yang lebih besar di tengah kekhawatiran tentang pertumbuhan di masa depan.

Dolar berada pada 107,46 yen setelah investor menghindari langkah besar sebelum pertemuan kebijakan Bank of Japan yang berakhir Selasa. Tidak ada perubahan besar yang diharapkan, tetapi beberapa investor mungkin tertarik pada pandangan Gubernur Haruhiko Kuroda tentang meningkatnya minat dalam kebijakan pengendalian kurva imbal hasil.

Artikel Terkait

Euro Menguat ditengah Naiknya Kasus Covid-19 Jerman

Nilai tukar euro menguat melawan rupiah dan dolar AS pada pe...

Pasangan Aussie Tertekan Akibat Risk Off Meluas

Pasangan Aussie tetap berada di dekat posisi terendah pada a...

Harga Minyak Dunia Turun Seiring Meningkatnya Kasus Covid-19 di AS

Harga minyak turun pada awal hari Jumat, memperpanjang kerug...

Dolar AS dan Yen Naik Seiring Kecemasan Peningkatan Kasus Covid-19

Dolar Amerika dan Yen Jepang menguat pada Kamis (18/09/2020)...

Dolar Kembali Menguat di Tengah Tingginya Kasus Covid-19 di AS

Pada Kamis (25/06/2020) Dolar kembali naik karena ketegangan...