Jelang pertemuan kebijakan FED, Dollar AS mengalami kerugian...
Kamis, 06 Agu 2020
Dominasi Euro pada Dollar AS, Diprediksi hingga Tahun Depan
Ringkasan:
Selama lebih dari dua tahun USD mendominasi, namun saat ini berubah tajam, bahkan menjadi tren penurunan, yang kemungkinan besar berlanjut hingga tahun depan. Akibat ekspektasi pemulihan ekonomi AS yang melambat, terutama dibandingkan dengan ekonomi Eropa yang menopang euro.
Lonjakan kasus Covid-19 di beberapa negara bagian AS dan beberapa data yang berperan menunjukkan pemulihan ekonomi kehilangan tenaga pendorong indeks USD, turun 4.1% di bulan Juli, presentase penurunan terbesar dalam satu dekade.
Tercermin dalam data posisi terbaru, yang menunjukkan spekulan meningkatkan taruhan terhadap euro ke rekor tertinggi.
Prospek ekonomi yang memburuk juga mendorong turunnya imbal hasil Treasury AS, mendekati rekor terendah. Sementara emas melonjak ke rekor pada hari Rabu (05/08/2020), mendorong lebih jauh melewati $2000, dalam menghadapi dolar yang lemah, guna lindung nilai selama masa ekonomi yang tak pasti.
Kit Juckes, kepala strategi FX di Societe Generale, mengungkapkan bahwa dolar telah membuat putaran siklus, menilik sikap kebijakan moneter terkini, juga prospek pertumbuhan selama beberapa tahun ke depan. Kelemahan dolar tercermin dalam euro yang lebih kuat, serta pola musiman yang tidak menunjukkan kelemahan EUR/USD di Agustus, justru tren euro jangka panjang sedang naik.
Euro berada di $1.1874, setelah naik 0.5% pada perdagangan hari sebelumnya, berdiri tepat di bawah tertinggi dua tahun yang dicapai hari Jumat (31/07/2020) di $1.1908.
Pada bulan Mei, euro diperdagangkan di bawah $1.10, dan melonjak sekitar 5% pada bulan Juli. Menandai kinerja bulanan terbaik dalam satu dekade, dengan sebagian besar keuntungan datang setelah pemimpin Uni Eropa menyetujui dana pemulihan ekonomi dari Covid-19, sebesar €750B.
Sementara ini euro masih diharapkan mengakhiri tahun dengan tinggi. Dalam waktu setahun, mata uang negara Uni Eropa ini diperdagangkan pada sekitar $1.18, hingga perdagangan terakhir hari Rabu kemarin. Pandangan konsensus tersebut adalah tertinggi dalam setahun.
Dua puluh delapan dari 55 analis menyebutkan bahwa mata uang negara berkembang utama, yang sebagian besar naik terhadap USD pada Juli akan berkinerja lebih baik terhadap dolar selama enam bulan ke depan.
Sumber: www.foreximf.com
- Dominasi USD selama lebih dari dua tahun telah berubah tajam dan berubah menjadi tren penurunan, yang mungkin berlanjut hingga tahun depan.
- Kepala Strategi FX Societe Generale, Kit Juckes, mengungkapkan kelemahan dolar tercermin dalam penguatan euro.
- Euro berada di $1.1874, setelah naik 0.5% pada perdagangan hari Rabu, berpotensi lanjut hingga $1.1908-an.
Selama lebih dari dua tahun USD mendominasi, namun saat ini berubah tajam, bahkan menjadi tren penurunan, yang kemungkinan besar berlanjut hingga tahun depan. Akibat ekspektasi pemulihan ekonomi AS yang melambat, terutama dibandingkan dengan ekonomi Eropa yang menopang euro.
Lonjakan kasus Covid-19 di beberapa negara bagian AS dan beberapa data yang berperan menunjukkan pemulihan ekonomi kehilangan tenaga pendorong indeks USD, turun 4.1% di bulan Juli, presentase penurunan terbesar dalam satu dekade.
Tercermin dalam data posisi terbaru, yang menunjukkan spekulan meningkatkan taruhan terhadap euro ke rekor tertinggi.
Prospek ekonomi yang memburuk juga mendorong turunnya imbal hasil Treasury AS, mendekati rekor terendah. Sementara emas melonjak ke rekor pada hari Rabu (05/08/2020), mendorong lebih jauh melewati $2000, dalam menghadapi dolar yang lemah, guna lindung nilai selama masa ekonomi yang tak pasti.
Kit Juckes, kepala strategi FX di Societe Generale, mengungkapkan bahwa dolar telah membuat putaran siklus, menilik sikap kebijakan moneter terkini, juga prospek pertumbuhan selama beberapa tahun ke depan. Kelemahan dolar tercermin dalam euro yang lebih kuat, serta pola musiman yang tidak menunjukkan kelemahan EUR/USD di Agustus, justru tren euro jangka panjang sedang naik.
Euro berada di $1.1874, setelah naik 0.5% pada perdagangan hari sebelumnya, berdiri tepat di bawah tertinggi dua tahun yang dicapai hari Jumat (31/07/2020) di $1.1908.
Pada bulan Mei, euro diperdagangkan di bawah $1.10, dan melonjak sekitar 5% pada bulan Juli. Menandai kinerja bulanan terbaik dalam satu dekade, dengan sebagian besar keuntungan datang setelah pemimpin Uni Eropa menyetujui dana pemulihan ekonomi dari Covid-19, sebesar €750B.
Sementara ini euro masih diharapkan mengakhiri tahun dengan tinggi. Dalam waktu setahun, mata uang negara Uni Eropa ini diperdagangkan pada sekitar $1.18, hingga perdagangan terakhir hari Rabu kemarin. Pandangan konsensus tersebut adalah tertinggi dalam setahun.
Dua puluh delapan dari 55 analis menyebutkan bahwa mata uang negara berkembang utama, yang sebagian besar naik terhadap USD pada Juli akan berkinerja lebih baik terhadap dolar selama enam bulan ke depan.
Sumber: www.foreximf.com