Dolar Australia terpantau naik terhadap mata uang utama lain...
Jumat, 21 Agu 2020
Rilis Klaim Pengangguran AS Meningkat, USD Tertekan
Ringkasan:
Dolar AS berada di posisi defensif kala berhadapan dengan sebagian besar mata uang, pada perdagangan Jumat (21/08/2020), setelah kenaikan klaim pengangguran AS dan penurunan imbal hasil Treasury, mengakibatkan daya tarik untuk menahan the greenback berkurang.
Euro, mata uang yang justru beruntung karena penurunan dolar menjadi fokus Jumat karena para pelaku pasar bersiap untuk data manufaktur zona euro.
Kenaikan yang lebih besar dari perkiraan dalam klaim pengangguran AS terjadi hanya selang sehari setelah pejabat the Fed memperingatkan pemulihan dalam perekrutan mulai melambat, dan meningkatkan keraguan terkait kecepatan ekonomi terbesar dunia tersebut bisa bangkit dari dampak Covid-19.
Kekhawatiran terhadap ekonomi AS dikombinasikan dengan kelebihan pasokan dolar yang telah beredar karena pelonggaran kuantitatif besar-besaran the Fed, kemungkinan membebani mata AS dalam beberapa minggu mendatang, ungkap beberapa analis.
Tsutomu Soma di Monex Securities mengatakan sentimen untuk dolar yang lemah mencerminkan semua QE dan penurunan imbal hasil AS sebenarnya. Di sisi lain, euro kuat karena Eropa telah menempatkan penghentian yang kuat untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, sehingga meningkatkan kepercayaan pada obligasi euro dan zona euro.
Dolar AS berdiri di $1.1866 per euro pada Jumat (21/08/2020) waktu Asia menyusul penurunan 0.2% di sesi sebelumnya. Pound Inggris dibeli $1.3218, dengan kenaikan 0.8% dari Kamis lalu. Dolar menahan penurunan terhadap safe haven franc Swiss, perdagangan terakhir di 0.9071 pada Jumat waktu Asia. Sementara itu, the greenback berada 105.73 yen setelah penurunan 0.3% pada hari Kamis.
Pengajuan klaim baru untuk tunjangan pengangguran secara tak terduga kembali naik di AS menyentuh angka di atas 1 juta pekan lalu. Menurut data menunjukkan pada Kamis merupakan kemunduran pasar kerja AS yang telah lumpuh akibat pandemi.
Indeks dolar terhadap enam mata uang turun 0.3% pada Kamis (20/08/2020). Sentimen dolar telah terpukul setelah risalah dovish dari pertemuan terbaru the Fed, yang dirilis Rabu.
Pergerakan mata uang bisa tertahan selama perdagangan Asia, karena kurangnya data ekonomi utama dan kekhawatiran terhadap gesekan AS-China.
Pelaku pasar di euro menantikan rilis data manufaktur untuk zona euro dan Jerman, ekonomi terbesar di Eropa, Jumat malam nanti.
Konsensus yang berkembang adalah euro yang terus menguat karena pemerintah Eropa telah mengambil tindakan tegas terhadap langkah stimulus untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
Sebagai perbandingan, Partai Republik dan Demokrat AS masih berselisih terkait stimulus ekonomi tambahan. Hal tersebut merupakan alasan utama mendukung euro daripada dolar.
Sementara itu, dolar Australia naik tipis ke $0.7208, dan dolar Selandia Baru bertahan stabil di $0.6543.
Sumber: www.foreximf.com
- Pada Jumat (21/08/2020), dolar AS berada dalam posisi defensif terhadap sebagian besar mata uang setelah kenaikan klaim pengangguran AS.
- Euro kuat karena Eropa telah menempatkan penghentian kuat guna mendukung pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan kepercayaan pada obligasi euro dan zona euro.
- USD berdiri di $1.1866 per euro pada Jumat waktu Asia, menyusul penurunan 0.2% di sesi sebelumnya, berpotensi naik hingga $1.1900-an.
Dolar AS berada di posisi defensif kala berhadapan dengan sebagian besar mata uang, pada perdagangan Jumat (21/08/2020), setelah kenaikan klaim pengangguran AS dan penurunan imbal hasil Treasury, mengakibatkan daya tarik untuk menahan the greenback berkurang.
Euro, mata uang yang justru beruntung karena penurunan dolar menjadi fokus Jumat karena para pelaku pasar bersiap untuk data manufaktur zona euro.
Kenaikan yang lebih besar dari perkiraan dalam klaim pengangguran AS terjadi hanya selang sehari setelah pejabat the Fed memperingatkan pemulihan dalam perekrutan mulai melambat, dan meningkatkan keraguan terkait kecepatan ekonomi terbesar dunia tersebut bisa bangkit dari dampak Covid-19.
Kekhawatiran terhadap ekonomi AS dikombinasikan dengan kelebihan pasokan dolar yang telah beredar karena pelonggaran kuantitatif besar-besaran the Fed, kemungkinan membebani mata AS dalam beberapa minggu mendatang, ungkap beberapa analis.
Tsutomu Soma di Monex Securities mengatakan sentimen untuk dolar yang lemah mencerminkan semua QE dan penurunan imbal hasil AS sebenarnya. Di sisi lain, euro kuat karena Eropa telah menempatkan penghentian yang kuat untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, sehingga meningkatkan kepercayaan pada obligasi euro dan zona euro.
Dolar AS berdiri di $1.1866 per euro pada Jumat (21/08/2020) waktu Asia menyusul penurunan 0.2% di sesi sebelumnya. Pound Inggris dibeli $1.3218, dengan kenaikan 0.8% dari Kamis lalu. Dolar menahan penurunan terhadap safe haven franc Swiss, perdagangan terakhir di 0.9071 pada Jumat waktu Asia. Sementara itu, the greenback berada 105.73 yen setelah penurunan 0.3% pada hari Kamis.
Pengajuan klaim baru untuk tunjangan pengangguran secara tak terduga kembali naik di AS menyentuh angka di atas 1 juta pekan lalu. Menurut data menunjukkan pada Kamis merupakan kemunduran pasar kerja AS yang telah lumpuh akibat pandemi.
Indeks dolar terhadap enam mata uang turun 0.3% pada Kamis (20/08/2020). Sentimen dolar telah terpukul setelah risalah dovish dari pertemuan terbaru the Fed, yang dirilis Rabu.
Pergerakan mata uang bisa tertahan selama perdagangan Asia, karena kurangnya data ekonomi utama dan kekhawatiran terhadap gesekan AS-China.
Pelaku pasar di euro menantikan rilis data manufaktur untuk zona euro dan Jerman, ekonomi terbesar di Eropa, Jumat malam nanti.
Konsensus yang berkembang adalah euro yang terus menguat karena pemerintah Eropa telah mengambil tindakan tegas terhadap langkah stimulus untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
Sebagai perbandingan, Partai Republik dan Demokrat AS masih berselisih terkait stimulus ekonomi tambahan. Hal tersebut merupakan alasan utama mendukung euro daripada dolar.
Sementara itu, dolar Australia naik tipis ke $0.7208, dan dolar Selandia Baru bertahan stabil di $0.6543.
Sumber: www.foreximf.com