Jumat, 09 Okt 2020

USD Kembali Terpuruk, Investor Mengharapkan Stimulus

Ringkasan:
  • USD mengalami tren pelemahan minggu kedua berturut-turut pada hari Jumat. Akibat harga komoditas yang lebih tinggi dan harapan stimulus AS.
  • Rodrigo Catril, ahli strategi FX senior di National Bank Sydney menyatakan bahwa ketidakpastian lebih stimulus lebih pada proses pemutusan berada di sebelum pemilihan dan jumlah besarannya.
  • Euro stabil di $1.1763, dan berpotensi naik hingga $1.1780-an.

Dolar AS bergerak menuju pelemahan mingguan kedua berturut-turut, pada sesi perdagangan hari Jumat (09/10/10). Akibat harga komoditas yang naik dan harapan stimulus AS yang turut mendukung sentimen investor dan mata uang yang lebih berisiko.

Pembicaraan lanjutan dilakukan antara Ketua DPR AS, Nancy Pelosi dan Menteri Keuangan, Steven Mnuchin terkait rencana bantuan Covid-19, dua hari pasca Trump mengakhirinya.

Kemajuan terbatas membuat dolar justru melemah dan kenaikan pada mata uang utama lainnya dalam semalam. USD melemah 0.06% terhadap mata uang utama dan turun 0.3% untuk pekan ini.

Prospek stimulus untuk mendukung pemulihan ekonomi AS telah membebani dolar dalam jangka pendek dengan meningkatkan mood investor dan kesediaan untuk membeli aset berisiko seperti saham dan mata uang komoditas.

Investor juga mempertimbangkan peningkatan peluang kepresidenan Joe Biden sebagai peningkatan kemungkinan stimulus, karena Demokrat juga mendukung paket pengeluaran terbesar tersebut.

Rodrigo Catril, ahli strategi FX senior di National Australia Bank Sydney menyatakan bahwa pelaku pasar berekspektasi pada putaran baru stimulus fiskal, namun ketidakpastiannya lebih pada jumlah dan waktu sebelum pemilihan.

Kepercayaan investor tumbuh lewat harapan kemenangan Biden pada pemilihan presiden dengan selisih yang jelas. Sehingga mengurangi risiko Trump mempersoalkan hasil tersebut.

Dolar AS yang sensitif terhadap risiko, naik 0.4% semalam dan stabil di awal sesi Asia hari ini. Pergerakan yang cukup datar untuk pekan ini, walaupun analis menafsirkan pernyataan Bank Sentral pada Selasa kemarin sebagai sinyal pelonggaran moneter mendatang.

Dolar Selandia Baru sebagian besar telah menutup kerugian hari Kamis kemarin setelah sinyal dovish dari Reserve Bank of New England dan stabil di $0.6586 pada Jumat ini.

Mata uang safe haven lainnya, yen Jepang telah dijual dengan suasana optimis dan tetap stabil tepat di atas level terendah dalam tiga minggu di 106.02 per dolar atau turun hampir 0.7% pada pekan ini. Sementara itu, euro stabil di $1.1763 dan sterling datar semalam dan telah bertahan kuat di pekan ini karena prospek kesepakatan Brexit tampaknya cukup membaik. Pound berakhir di $1.2937.

Di sisi lain, lonjakan harga minyak 0% pada pekan ini terjadi di tengah optimisme stimulus dan gangguan pasokan akibat badai di Teluk Meksiko dan pemogokan kerja di Norwegia, turut mendorong mata uang terkait minyak.



Sumber: www.foreximf.com

Artikel Terkait

USD Stabil Menunggu Stimulus AS

Pada perdagangan hari Kamis (22/10/2020), USD terpantau stab...

Pembahasan Stimulus AS, USD Turun

Perdagangan Rabu (02/12/2020) di waktu Asia memberitakan pel...

USD Menguat, Stimulus AS Kemungkinan Gagal

USD naik di Senin pagi, pada perdagangan Asia, dengan kegaga...

Pekan Kedua Agustus, USD Mencoba Kembali Menguat

Setelah mengalami penurunan terpanjang selama satu dekade, D...

USD Melemah, Investor Menunggu Sinyal FED Dovish

USD kembali mendekati level terendah minggu ini pada Kamis (...