Pada perdagangan hari Senin (29/06/2020), nilai tukar euro menguat melawan rupiah dan dolar AS. Membaiknya sentimen ekonomi di zona euro meningkatkan nilai tukar mata uang negara-negara Uni Eropa.
Euro diperdagangkan di level 15.978.09/EUR, pada pukul 18:25 WIB, menguat 0.67% di pasar spot melansir data Refinitiv. Sementara itu saat melawan dolar AS, euro menguat 0.53% ke US$ 1.1277.
Data dari Komisi Eropa pun menunjukkan sentimen ekonomi bulan Juni naik menjadi 75.7 dari bulan Mei 67.5. Meskipun cukup jauh dari rata-rata 100 sejak tahun 2000, sebagaimana dilansir Reuters.
Pada bulan Mei, kenaikan sentimen dipicu oleh sektor industri dan konsumen. Sementara bulan Juni, kenaikan sentimen ekonomi terjadi di semua sektor, termasuk yang tertinggi pada ritel dan jasa. Raksasa ekonomi Eropa, seperti Jerman, Prancis, Italia, Spanyol, dan Belanda, mencatat kenaikan sentimen ekonomi. Mengindikasikan optimisme perekonomian akan bangkit.
Di bulan April, sentimen ekonomi ambrol ke level terendah sejak pencatatan dimulai tahun 1985. Sebab kebijakan karantina wilayah (lockdown) negara Eropa untuk meredam penyebaran Covid-19.
Pekan lalu, aktivitas bisnis terindikasi bangkit pada Juni. Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers’ index/PMI) menunjukkan peningkatan lebih besar dari prediksi. PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas, di bawah 50 berarti kontraksi dan di bawah 50 berarti ekspansi.
Prancis memberikan hasil paling mengejutkan, yaitu PMI manufaktur dirilis sebesar 52.1 di bulan Juni, dari sebelumnya 40.6 di bulan Mei. Rilis tersebut lebih tinggi dari prediksi Forex Factory sebesar 46.1, dan menjadi ekspansi pertamanya sejak 5 bulan terakhir. PMI sektor jasa dilaporkan sebesar 50.3, lebih tinggi dari prediksi yaitu 44.9. Mengindikasikan PMI manufaktur dan jasa kembali menunjukkan ekspansi.
Jerman, negara dengan nilai ekonomi terbesar di Eropa juga membukukan kenaikan PMI manufaktur dan jasa. Dari sektor manufaktur sebesar 44.6 dari prediksi 41.5, dan sektor jasa sebesar 45.8 dari prediksi 41.7.
Untuk zona euro secara keseluruhan, PMI manufaktur melaporkan sebesar 46.9 lebih tinggi dari prediksi 43.8. Sementara PMI jasa sebesar 47.3, jauh lebih tinggi dari prediksi 40.5. Data tersebut memunculkan harapan terhadap ekonomi euro untuk bangkit, setelah sebelumnya merosot tajam akibat pandemi Covid-19.
Sumber: www.cnbcindonesia.com