Dolar Amerika dan Yen Jepang menguat pada Kamis (18/09/2020) ini, seiring dengan kekhawatiran akan peningkatan kasus Covid-19, mendorong safe-haven demand pada kedua mata uang tersebut.
Dolar AS diperdagangkan pada US$1.1234 per Euro pada Kamis di Asia, mengakibatkan penguatan 0.2 persen di sesi sebelumnya. Sementara itu, USD berhasil membeli 0.9496 franc Swiss, alhasil the greenback mampu menguat hingga 0.3 persen pada Rabu kemarin.
Sedangkan Yen naik hingga 106.81 melawan dolar AS. Meloncat lebih dari setengah persen melawan Aussie dan Kiwi, memperkuat keengganan resiko tinggi.
Sterling melemah pada US$ 1.2533, hari ketiga pelemahannya.
Mata uang Indonesia sendiri masih menguat pagi ini, dengan masih berada di level Rp 14.000-an per USD. Pada perdagangan spot exchange hari ini, Rupiah menguat 51 poin atau 0.36 persen ke level Rp 14.031 per USD.
Sementara itu, Dolar Australia justru jatuh 0.4 persen ke US$0.6854, setelah data menunjukkan perekonomiannya terpuruk. Menyoroti kerugian yang harus dialami akibat kebijakan pembatasan yang dilakukan pemerintah Australia untuk membendung penyebaran virus corona.
Peningkatan kasus infeksi Covid-19 di AS selama dua minggu terakhir juga mengakibatkan tren masalah, karena sebelumnya kasus Covid-19 telah turun sejak sebulan terakhir.
Ibu kota China, Beijing, pun harus membatalkan penerbangan dan menutup beberapa pemukiman untuk menekan penyebaran virus corona.
Kedua situasi di atas, baik AS dan China, meningkatkan kecemasan terkait resiko pembukaan kembali aktivitas ekonomi sebelum vaksin selesai dibuat.
Sumber: www.businesstimes.com.sg