Ringkasan:
-
Dolar AS dan yen Jepang menguat pada sesi perdagangan Kamis (15/10/2020) akibat peningkatan kasus Covid-19 dan kemajuan kesepakatan stimulus yang lamban.
- Analis Westpac FX, Sean Callow, mengungkapkan bahwa opsi kebijakan yang cukup eksplisit dan masuk akal akan dipertimbangkan.
- Sterling berada di $1.3018, dan berpotensi naik hingga $1.3050-an.
USD dan JPY tampak menguat pada perdagangan Kamis pagi waktu Asia. Hal tersebut dipicu kenaikan kasus Covid-19 dan kemajuan kesepakatan stimulus AS yang lambat sehingga meresahkan investor. Sementara itu, dolar Australia mencapai level terendah satu minggu setelah kepala bank sentral mengisyaratkan pelonggaran pada pertemuan mendatang.
Prancis telah memberlakukan jam malam karena musim gugur membawa peningkatan tajam dalam infeksi harian, sehingga memicu kekhawatiran global terhadap gelombang baru lockdown.
Safe-haven yen berada di 10.25 per dolar AS pada awal perdagangan, sedikit di bawah level tertinggi dua pekan di 105.04 yang dibukukan semalam. The greenback bertahan, kecuali terhadap sterling yang telah melonjak akibat tanda kemajuan pembicaraan Brexit.
Dolar Australia turun setengah persen menjadi $ 0.7129, setelah Gubernur Reserve Bank of Australia Philip Lowe menyebutkan pembelian obligasi dan penurunan suku bunga sebagai salah satu opsi untuk dukungan kebijakan selama masa pemulihan.
Analis Westpac FX, Sean Callow, menyatakan bahwa opsi kebijakan yang cukup eksplisit yang secara masuk akal akan dipertimbangkan. Terdapat cukup pemicu bagi pasar untuk melakukan sesuatu dan siapapun yang merasa pemotongan November akan lebih baik sekarang.
Data ketenagakerjaan Australia sedikit lebih baik dari perkiraan pada Kamis, namun tak banyak mengubah ekspektasi pelonggaran atau mengangkat mata uang.
Di sisi lain, rencana stimulus AS tampak macet. Menteri Keuangan AS, Steve Mnuchin pada Rabu, memaparkan bahwa penyelesaian stimulus sebelum pemilihan akan sulit terealisasi. Ketua DPR dari Demokat, Nancy Pelosi pun mengutarakan bahwa prioritas pengeluaran tersebut masih jauh dari harapan.
Hal tersebut mendukung dolar AS dalam jangka pendek dengan membebani sentimen investor dan meningkatkan permintaan pada aset yang lebih aman. Saat ini, the greenback stabil terhadap mata uang utama di 93.400 dan bertahan di $1.1749 melawan euro.
Pound menempel pada kenaikan 0.5% semalam, karena Uni Eropa dan Inggris menetapkan untuk memperpanjang pembicaraan Brexit, melewati tenggat waktu pertengahan Oktober untuk mencoba menjembatani kesenjangan menahan perjanjian perdagangan baru.
Kepala National Australia Bank, Ray Attrill Sterling, menyatakan bahwa sterling berada di sisi positif karena ada beberapa risiko Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, memberi tahu rekan-rekan UE akan kepergiannya.
Sumber: www.foreximf.com