Dolar AS bergerak menuju pelemahan mingguan kedua berturut-t...
Kamis, 19 Nov 2020
Harapan Vaksin Tak Mengimbangi Kasus Covid-19, USD Terpuruk
Ringkasan:
Dolar AS terpuruk selama lima hari berturut-turut, meluncur ke level terendah lebih dari satu pekan, akibat berita vaksin positif mengimbangi lonjakan kasus Covid-19 dan pembatasan ekonomi di AS dan Eropa.
Pasar menunjukkan minat yang sedikit membaik untuk pengambilan risiko, dengan kenaikan dalam mata uang yang meningkat pada saat sentimen seperti sterling, dolar Selandia baru, dan crown Norwegia.
Pfizer mengumumkan hasil akhir uji coba tahap akhir vaksin Covid-19 telah menunjukkan keefektifan 95 persen. Hal tersebut meredakan pasar yang lelah akibat pandemi. Berita vaksin dari Moderna Inc juga merilis data awal untuk vaksin dengan efektivitas 94.%.
Menurut perhitungan Reuters, jumlah kematian harian global yang dilaporkan akibat Covid-19 mencapai 10816 pada hari Selasa kemarin. Jumlah kematian sehari tertinggi, Amerika Serikat, juga negara terparah yang terdampak Covid-19, dengan 11.38 juta infeksi dan 248574 kematian sejak pandemi bermula. Greg Anderson, kepala global strategi valuta asing di BMO Capital Markets di New York menyatakan bahwa lonjakan kasus Covid-19 umumnya berdampak bagi dolar dan mata uang safe-haven lain seperti yen dan franc Swiss, namun berita vaksin positif secara kasar membantah hal tersebut.
Dolar secara keseluruhan diperkirakan akan melemah akibat ekonomi yang membaik setelah vaksin didistribusikan secara luas dan akibat Federal Reserve siap memberikan lebih banyak perlonggaran penjualan ritel yang dirilis oleh Departemen Perdagangan AS menunjukkan pengeluaran melambat.
Pada perdagangan tengah pagi, indeks dolar tergelincir 0.1% menjadi 92.298, setelah turun ke level 92.207, level terendah sejak 9 November.
Sumber: www.foreximf.com
- USD tergelincir untuk sesi kelima berturut-turut, hingga level terendah lebih dari seminggu.
- Kabar vaksin positif tak mampu mengimbangi lonjakan kasus Covid-19 dan pembatasan ekonomi yang lebih ketat di AS dan Eropa.
- Pasar menunjukkan lebih banyak minat untuk mengambil risiko, dengan keuntungan dalam mata uang yang meningkat pada saat sentimen membaik seperti sterling dan NZD.
Dolar AS terpuruk selama lima hari berturut-turut, meluncur ke level terendah lebih dari satu pekan, akibat berita vaksin positif mengimbangi lonjakan kasus Covid-19 dan pembatasan ekonomi di AS dan Eropa.
Pasar menunjukkan minat yang sedikit membaik untuk pengambilan risiko, dengan kenaikan dalam mata uang yang meningkat pada saat sentimen seperti sterling, dolar Selandia baru, dan crown Norwegia.
Pfizer mengumumkan hasil akhir uji coba tahap akhir vaksin Covid-19 telah menunjukkan keefektifan 95 persen. Hal tersebut meredakan pasar yang lelah akibat pandemi. Berita vaksin dari Moderna Inc juga merilis data awal untuk vaksin dengan efektivitas 94.%.
Menurut perhitungan Reuters, jumlah kematian harian global yang dilaporkan akibat Covid-19 mencapai 10816 pada hari Selasa kemarin. Jumlah kematian sehari tertinggi, Amerika Serikat, juga negara terparah yang terdampak Covid-19, dengan 11.38 juta infeksi dan 248574 kematian sejak pandemi bermula. Greg Anderson, kepala global strategi valuta asing di BMO Capital Markets di New York menyatakan bahwa lonjakan kasus Covid-19 umumnya berdampak bagi dolar dan mata uang safe-haven lain seperti yen dan franc Swiss, namun berita vaksin positif secara kasar membantah hal tersebut.
Dolar secara keseluruhan diperkirakan akan melemah akibat ekonomi yang membaik setelah vaksin didistribusikan secara luas dan akibat Federal Reserve siap memberikan lebih banyak perlonggaran penjualan ritel yang dirilis oleh Departemen Perdagangan AS menunjukkan pengeluaran melambat.
Pada perdagangan tengah pagi, indeks dolar tergelincir 0.1% menjadi 92.298, setelah turun ke level 92.207, level terendah sejak 9 November.
Sumber: www.foreximf.com