Ringkasan:
-
USD bertahan stabil dalam perdagangan tipis pada hari Jumat namun dalam jalur penurunan mingguan.
- Shinichiro Kadota, ahli strategi senior di Barclays menyatakan bahwa tanpa katalis untuk menggerakkan pasar, maka dolar secara luas akan tertekan pada penjualan akhir bulan.
- Sterling berada di $1.3349, diperdagangkan mendekati tertinggi tiga bulan $1.3399 yang disentuh pada hari Kamis, dan berpotensi naik hingga $1.3400-an.
Pada perdagangan hari Jumat (27/11/2020), dolar AS bertahan stabil namun berada di jalur penurunan mingguan terhadap beberapa mata uang utama, namun berada di bawah tekanan seiring peningkatan selera risiko.
Pasar AS ditutup untuk liburan Thanksgiving pada hari Kamis setempat.
Shinichiro Kadota, ahli strategi senior di Barclays, menyebutkan bahwa tanpa katalis penggerak pasar maka dolar secara luas tertekan pada penjualan akhir bulan.
Indeks dolar AS stabil di 92.03 terhadap beberapa mata uang utama, menginjak level terendah 3 bulan di 91.84 yang dicapai semalam.
Dolar dalam tekanan pada pekan ini karena mata uang berisiko diuntungkan oleh optimisme kabar vaksin Covid-19 dan harapan periode politik AS yang lebih stabil.
The greenback di bawah tekanan dalam waktu dekat karena sentimen 'risk-on' berkepanjangan akibat vaksin. Kadota juga menambahkan bahwa pasar mengharapkan mata uang tersebut mampu menguat dalam jangka waktu menengah.
Ekonomi AS telah pulih pada kuartal Juli dan melakukan rebound kuat. Dengan skenario vaksin tersedia secara bertahap pada tahun depan dan ekonomi kembali normal. AS mungkin akan menjadi yang paling tangguh dan mampu menciptakan lingkungan yang menguntungkan dolar.
Pesan dovish dari kepala ekonom Bank Sentral Eropa dan risalah pertemuan bulan lalu memberikan konfirmasi lanjutan dari stimulus yang diharapkan secara luas pada pertemuan Desember.
Risalah bank sentral pada pertemuan Oktober menunjukkan para pembuat kebijakan setuju untuk tidak berpuas diri selama gelombang Covid kedua dan meletakkan dasar untuk tambahan stimulus.
Kepala ekonom ECB Philip Lane juga memperingatkan bahwa menoleransi 'fase inflasi yang lebih lama bahkan lebih rendah' akan merugikan konsumsi dan investasi serta memperkuat ekspektasi pertumbuhan harga rendah di masa mendatang.
Euro tercatat berada di $1.1905 terhadap the greenback, jauh dari level tertinggi dua bulan sebesar $1.1941, yang ditandai Kamis lalu. Sterling berada di $1.3349, diperdagangkan mendekati tertinggi tiga bulan $1.3399 yang disentuh Kamis, akibat pasar yang mencari kemajuan terhadap pembahasan Brexit.
Kepala negosiator Uni Eropa, Michel Barnier, menyatakan bahwa beberapa menteri blok bertanggung jawab atas perikanan untuk membahas keadaan permainan dalam diskusi perdagangan dengan Inggris.
Dolar Australia menguat pada 0.73605, setelah naik ke dekat tertinggi tiga bulan di 0.7374 di hari Kamis. Sementara itu, Kiwi berpindah tangan di 0.7006 melawan USD.
Sumber: www.foreximf.com