Ringkasan:
-
Spot emas naik 1.1% menjadi $1.881.39 per ounce, untuk emas berjangka AS naik 1.3% pada $1.878.70.
- Senin (09/11/2020) sebelumnya sempat merosot 5.2% setelah Pfizer Inc menyebutkan progres vaksin Covid-19 lebih dari 90% efektif berdasarkan hasil uji coba awal.
- Menurut kepala penelitian komoditas di National Australia Bank, Lachlan Shaw, Bank Sentral tidak mungkin sikap akomodatif dalam waktu dekat akibat penyebaran vaksin dan peningkatan pertumbuhannya membutuhkan waktu yang cukup lama juga inflasi dan pasar tenaga kerja.
Emas sempat rebound naik 1% di sesi sebelumnya, menyusul penurunan tajam pada sesi terakhir, karena fokus kembali ke ekspektasi stimulus moneter untuk kembali menghidupkan ekonomi global yang belum pulih dari pandemi Covid-19.
Spot emas naik 1.1% menjadi $1.881.39 per ounce, sementara emas berjangka AS naik 1.3% pada $1.878.70.
Harga merosot sebanyak 5.2% pada Senin, setelah Pfizer Inc menyatakan bahwa vaksin Covid-19 telah menunjukkan efektivitas 90% pada hasil uji coba awal.
Berdasarkan kepala penelitian komoditas di National Australia Bank, Lachlan Shaw, Bank sentral tidak mengubah sikap akomodatif dalam waktu dekat karena memerlukan waktu lebih guna penyebaran vaksin dan peningkatan dalam pertumbuhan, inflasi, dan pasar tenaga kerja.
Ekspektasi inflasi meningkat sebagai akibat dari aktivitas ekonomi yang meningkat akibat harapan vaksin, hal tersebut membatasi hasil nyata AS yang panjang dan menjadi pendorong pendukung bagi emas.
Emas cenderung mendapatkan keuntungan dari stimulus yang meluas karena dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan mata uang.
Optimisme vaksin juga meningkatkan selera aset berisiko, karena ketidakpastian terus membayangi dampak melonjaknya kasus Covid-19 di AS dan Eropa.
Stephen Innes, kepala pasar global ahli strategi di perusahaan jasa keuangan Axi, menyatakan bahwa akan ada lebih banyak stimulus dan Fed untuk mempertahankan suku bunga rendah, sementara vaksin akan memberi dorongan reflasi, sehingga pasar masih mengandalkan emas.
Presiden Dallas Federal Reserve Bank, Robert Kaplan menyatakan bahwa kebangkitan Covid-19 menimbulkan risiko bagi perekonomian, sementara Presiden Fed Cleveland, Loretta Mester mengungkapkan bahwa program pinjaman darurat Fed masih diperlukan.
Sumber: www.foreximf.com